Penggunaan kendaraan bermotor saat ini banyak beralih pada motor matic. Alasannya karena sistem pengoperasian yang lebih mudah. Pengendara tak perlu mengatur gigi agar dapat melaju kendaraannya dengan lancar.
Keunggulan ini tak lepas dari komponen mesin motor matic, yaitu fungsi roller. Roller adalah komponen yang berpengaruh pada laju kendaraan. Komponen ini terletak di bagian primary sheave atau pulley primer pada sepeda motor jenis matic.
Primary sheave ini menjadi tumpuan motor matic yang dihubungkan oleh drivebelt. Untuk mempermudah gerakan primary sheave, maka roller digunakan untuk membantu mereduksi putaran mesin.
Hubungan CVT dan Roller
Motor matic menggunakan sistem yang dinamakan Continous Variabel Transmition (CVT). Artinya, motor dapat bergerak tanpa harus menggunakan gigi dalam pengoperasiannya.
Secara sederhana, CVT bertugas untuk mengubah perbandingan roda gigi yang terjadi secara otomatis berdasarkan tinggi-rendahnya RPM mesin. Dalam CVT ini terdapat roller yang memiliki peran penting dalam sistem kerjanya.
Sebelum mengetahui fungsi roller lebih jauh, Anda harus mengetahui tentang CVT terlebih dahulu. CVT memiliki empat bagian utama, yaitu sebagai berikut.
- Primery Sheave
Bagian ini terdiri dari beberapa komponen kecil, yaitu:
- Fixed sheave, bagian ini berbentuk piringan dengan sisi yang menyerupai kipas sebagai pendingin. Tidak bergerak dan berfungsi untuk menahan v-belt.
- Sliding sheave, bagian ini dapat bergerak ke kanan dan kiri dan memiliki fungsi untuk menahan v-belt ketika berputar dalam kecepatan tinggi.
- Collar, ini merupakan tempat dudukan fixed sheave, sliding sheave, dan cam.
- Cam, berfungsi sebagai tempat dudukan
- Slider, slider ini adalah komponen yang bergerak pada saat mesin berputar dalam kecepatan tinggi. Berfungsi sebagai pendorong roller.
- Roller, roller berfungsi untuk menekan sliding sheave. Cara kerja roller biasa juga disebut dengan gaya Roller bekerja sesuai dengan putaran mesin, jika putaran mesin tinggi maka roller akan menekan sliding sheave dan sebaliknya.
- V-Belt
V-belt memiliki fungsi untuk menghubungkan sliding sheave dengan secondary sheave. Intensitas kerja v-belt cukup tinggi, yaitu meneruskan putaran mesin pada sliding sheave.
Agar tidak terjadi overheating akibat gesekan yang terus menerus, v-belt dirancang dengan gerigi kecil sepanjang komponennya.
- Secondary Sheave
Di dalam secondary sheave ini terdapat beberapa komponen penting, yaitu:
- Sliding sheave, berfungsi untuk menekan v-belt. Perbedaan dengan sliding sheave yang ada di primery sheave adalah pada bagian ini tidak memiliki sirip.
- Fixed sheave, bagian ini tidak bergerak dan memiliki fungsi yang sama yaitu menahan v-belt.
- Per, memliki fungsi untuk mendorong sliding sheave.
- Torque cam, berfungsi untuk menekan sliding sheave secara otomatis saat motor melakukan akselerasi.
- Clutch housing/rumah kopling, fungsinya sebagai penerus putaran dari v-belt ke poros roda.
- Sepatu kopling, kegunaannya menghubungkan putaran ke poros roda belakang, dan bekerja sesuai putran mesin.
- Gear Reduksi
Gear reduksi memiliki fungsi sebagai penyeimbang putaran mesin dengan roda. Fungsi lainnya adalah sebagai pendongkrak tenaga. Agar kerja gear ini lancar, terdapat oli khusus yang memberi pelumas untuk mengurangi gesekan.
Fungsi Roller
Setelah mengetahui keberadaan roller dalam sistem CVT mesin, Anda dapat mengetahui fungsi roller lebih spesifik lagi, yaitu sebagai berikut.
- Mengatur ukuran pulley. Pulley digunakan untuk mendukung gerak pada sepeda motor.
Cara kerja roller yang sesuai dengan putaran mesin, mengakibatkan roller dapat mengatur ukuran besar dan kecilnya diameter pulley sehingga motor dapat bergerak.
- Mengatur akselerasi. Pengaturan akselerasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Jika ingin akselerasi dan kecepatan tinggi, Anda dapat menggunakan roller yang berat.
Namun, jika menginginkan akselerasi yang ringan dan kecepatan tinggi, Anda dapat menggunakan roller yang ringan.
- Mempermudah gerakan variator. Variator adalah komponen yang sangat berperan penting dalam proses pergerakan sepeda motor. Roller akan mempermudah kerja variator jika bentuknya sempurna.
Roller dapat bekerja maksimal dalam keadaan fisik yang bulat sempurna, sehingga pergerakannya akan mulus. Sebaliknya, jika bentuk roller tidak sempurna, laju motor akan bermasalah.
Cara Kerja Roller
Prinsip kerja roller adalah sebagai media untuk menekan sliding sheave. Roller yang berada di dalam sliding sheave memanfaatkan gaya putar (sentrifugal). Akibat dari ini, roller akan menekan sliding sheave dan v-belt, lalu diteruskan ke secondary sheave.
Roller yang memiliki beban ringan, akan semakin cepat menekan sliding sheave. Jika roller semakin berat, semakin lambat proses kerjanya.
Roller sangat berpengaruh terhadap sistem akselerasi motor dan harus diseimbangkan dengan komponen lain. Selain itu penggunaan roller juga harus disesuaikan dengan spesifikasi mesin bawaan.
Masalah Roller yang Sering Muncul dan Cara Mengatasinya
Melihat fungsi roller yang sangat penting, maka pengguna kendaraan wajib mewaspai gejala-gejala yang mungkin terjadi jika ada kerusakan.
Gejala yang pertama adalah tenaga motor akan semakin berkurang. Laju kendaraan sering tersendat, bahkan sering berkurang ketika menemui jalan yang naik.
Gejala lainnya yang sering muncul adalah terdengarnya suara decit atau krek-krek pada saat motor bergerak. Bunyi ini biasanya muncul pada bagian depan CVT. Gejala yang muncul pada saat mengendarai motor ini dapat diatasi dengan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
Anda dapat memperhatikan bentuk roller dengan saksama. Jika bentuknya sudah tidak bulat lagi, ganti segera. Roller ini tidak dapat diservis agar fungsinya kembali seperti semula. Langkah satu-satunya agar mesin dapat melaju dengan lancar adalah dengan menggantinya.
Fungsi roller pada motor matic yang sangat penting membuat pengguna motor harus lebih peduli untuk merawat kendaraannya. Pemilik harus lebih peka terhadap gejala yang timbul. Lakukan pengecekan dan servis yang teratur agar kendala tidak semakin besar.